Banyak perusahaan sadar bahwa kesuksesan jangka panjang tidak hanya bergantung pada strategi bisnis, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusianya. Di tengah perubahan cepat dunia kerja, inhouse training custom sesuai kebutuhan kini menjadi solusi populer untuk meningkatkan kompetensi karyawan.

Dengan konsep pelatihan yang dirancang khusus sesuai tantangan internal, hasilnya jauh lebih efektif dibandingkan pelatihan umum yang bersifat generik. Program ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan kurikulum, metode, hingga studi kasus agar sesuai kondisi nyata di lapangan.

Namun, di balik potensi besar itu, banyak organisasi gagal memetik hasil maksimal karena pelatihan dilakukan tanpa strategi yang matang. Akibatnya, meski biaya besar sudah keluar, performa tim tetap stagnan.

Untuk itu, mari kita bahas 5 kesalahan paling fatal dalam inhouse training custom, serta cara menghindarinya agar investasi pelatihan benar-benar memberikan dampak nyata.

1. Tidak Menganalisis Kebutuhan Inhouse Training Custom Sesuai Kebutuhan

Kesalahan pertama dan paling sering terjadi adalah ketika perusahaan tidak menganalisis kebutuhan pelatihan secara detail. Banyak HRD langsung memesan program training tanpa memahami kebutuhan spesifik setiap divisi.

Tanpa analisis yang benar, pelatihan hanya menyentuh permukaan — bukan akar masalah. Misalnya, tim penjualan dikirim ke pelatihan “Leadership Skills”, padahal mereka justru butuh peningkatan kemampuan negosiasi.

Cara Menghindarinya

  • Lakukan survei, observasi, dan wawancara untuk menemukan kebutuhan nyata.
  • Gunakan data KPI dan hasil evaluasi kinerja sebagai acuan topik pelatihan.
  • Libatkan trainer sejak awal agar modul benar-benar sesuai gap kompetensi.

Baca juga: Cara Praktis Membuat Modul Pelatihan Digital Marketing Inhouse Profesional dengan Canva

2. Mengabaikan Penyesuaian Materi dengan Budaya Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki budaya organisasi dan gaya kerja unik. Bila trainer tidak memahami konteks itu, peserta akan kesulitan menerapkan materi.

Contohnya, perusahaan startup membutuhkan metode yang interaktif dan cepat, sedangkan perusahaan manufaktur lebih cocok dengan pendekatan sistematis dan berbasis SOP.

Cara Menghindarinya

  • Ajak trainer mengenal budaya dan nilai perusahaan sebelum membuat materi.
  • Gunakan contoh kasus internal agar peserta merasa dekat dengan topik pelatihan.
  • Terapkan simulasi atau roleplay yang menggambarkan kondisi kerja nyata.

Sumber referensi: Wikipedia – Organizational Culture

3. Tidak Melibatkan Atasan Langsung dalam Proses Pelatihan

Banyak pelatihan diikuti peserta tanpa dukungan atasan langsung. Padahal, peran supervisor atau manajer sangat menentukan penerapan hasil pelatihan di tempat kerja.

Ketika atasan tidak terlibat, peserta cenderung kembali ke kebiasaan lama.

Cara Menghindarinya

  • Ajak atasan mengikuti sesi pembukaan, coaching, atau evaluasi setelah pelatihan.
  • Tugaskan mereka menjadi mentor bagi peserta yang baru selesai training.
  • Sediakan laporan hasil pelatihan yang bisa mereka pantau secara berkala.

Tips: Menurut Harvard Business Review, pelatihan bisa menjadi 40% lebih efektif ketika atasan mendukung langsung prosesnya.

4. Tidak Melakukan Evaluasi dan Tindak Lanjut Setelah Pelatihan

Banyak program inhouse training berhenti begitu sesi berakhir. Tanpa evaluasi, perusahaan sulit mengetahui apakah pelatihan berhasil meningkatkan performa karyawan.

Cara Menghindarinya

  • Terapkan Kirkpatrick Evaluation Model untuk menilai hasil training dari empat level: reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil.
  • Lanjutkan prosesnya dengan coaching atau mentoring setelah pelatihan selesai.
  • Mintalah peserta dan atasannya memberi feedback rutin agar hasil training tetap terpantau.

Internal link: Kenapa Banyak Perusahaan Besar Percaya Aulia Persada Inhouse Training? Ini Rahasianya!

5. Memilih Vendor Pelatihan Berdasarkan Harga Saja

Harga memang penting, tetapi bukan satu-satunya penentu kualitas pelatihan. Beberapa vendor menawarkan harga murah namun menyajikan materi yang tidak sesuai kebutuhan perusahaan.

Akibatnya, pelatihan berjalan, tapi hasilnya tidak signifikan.

Cara Menghindarinya

  • Periksa portofolio dan testimoni klien sebelumnya.
  • Pastikan trainer memiliki pengalaman relevan di industri Anda.
  • Pilih vendor yang merancang inhouse training custom secara konsultatif, bukan hanya menjual paket pelatihan standar.

Rekomendasi: InhouseDigital.id – Layanan Pelatihan Custom untuk Kebutuhan Bisnis Anda

Studi Kasus Singkat: Saat Evaluasi Inhouse Training Custom Sesuai Kebutuhan

Play

Sebuah perusahaan distribusi besar di Jakarta mengadakan pelatihan manajemen waktu untuk 40 karyawan. Mereka mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah, tetapi tiga bulan kemudian tingkat keterlambatan malah meningkat.

Setelah diselidiki, ternyata materinya terlalu teoritis dan tidak sesuai sistem kerja harian. Tak ada tindak lanjut atau coaching.

Kemudian, mereka bekerja sama dengan vendor yang menyediakan program inhouse training custom. Trainer menganalisis jam kerja nyata, menyusun modul berdasarkan data internal, dan melakukan evaluasi dua kali pasca-training.

Hasilnya? Tingkat keterlambatan turun 60%, dan produktivitas meningkat tajam.

Pelajaran penting: Evaluasi dan personalisasi membuat pelatihan benar-benar berdampak.

Kesimpulan Inhouse Training Custom Sesuai Kebutuhan

Inhouse training custom akan memberikan hasil maksimal ketika perusahaan memahami kebutuhan riil karyawan, menyesuaikan materi, melibatkan manajemen, dan melakukan evaluasi berkala.

Dengan strategi yang tepat, pelatihan tidak hanya mengembangkan individu, tetapi juga memperkuat sinergi tim dan produktivitas perusahaan.

Jika Anda ingin mendapatkan program pelatihan custom yang tepat sasaran, tim Inhouse Digital siap membantu Anda menyusun strategi pelatihan yang efektif dan relevan.

Hubungi Kami Sekarang!
👉 WhatsApp: Klik Disini!
🌐 Website: Inhousedigital.id

#InhouseTraining #PelatihanKaryawan #InhouseDigital #PelatihanSDM #TrainingCustom #HRDevelopment #KinerjaTim #CorporateTraining